Menghadiri dan Menyaksikan Pertunjukkan Janger Kolok di Desa Bengkala, Buleleng.
Pertunjukan Janger Kolok oleh para penari di Desa Bengkala, yang dihadiri oleh Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya beserta beberapa staf yang mewakili Kepala Disbud Kab. Buleleng
Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya beserta beberapa staf mewakili Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng menghadiri sebuah undangan acara Jumat menari yang rutin diselenggarakan oleh Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bali. Kegiatan Jumat menari dilangsungkan secara daring melalui kanal youtube BPNB Provinsi Bali. Salah satu acara Jumat menari tahun 2022 ini adalah perekaman kesenian Tari Janger Kolok Darmha Shanti Desa Bengkala Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng yang dilaksanakan di wantilan Desa Bengkala, Kamis 14 April 2022. Desa Bengkala merupakan Desa istimewa karena memiliki komunitas tuna rungu wicara (Tuli dan bisu) cukup besar. Sekitar 2% dari jumlah penduduk Desa Bengkala, lahir dalam keadaan kolok atau tuli dan bisu dalam Bahasa Bali. Desa Bengkala juga memiliki Tari Janger Kolok, yakni tarian yang semua penarinya adalah orang kolok atau bisu dan tuli. Tarian ini tidak menggunakan musik iringan seperti tarif umumnya, namun menggunakan alat musik kendang sebagai pengiring.
Tari Janger Kolok sudah terkenal hingga mancanegara, hal ini tidak lepas dari warga Bengkala Buleleng sudah mulai mengenal internet dan menyebarluaskan ini melalui media sosial mancanegara. Tari Janger Kolok merupakan tarian tradisional masyarakat kolok Bengkala, yang diperankan oleh warga kolok itu sendiri. Munculnya Janger Kolok ini berkat tangan terampil salah seorang penduduk asli Desa Bengkala. Janger Kolok ini didirikan pada tahun 1969. Pendirian janger kolok ini Dikarenakan keunikan dari tarian janger, yaitu tarian yang diiringi nyanyian. Namun, dalam Tarian Janger Kolok ini yang dinyanyikan tidak sama dengan nyanyian seperti janger Biasanya, janger ini hanya menggunakan bahasa isyarat. Keterbatasan yang mereka miliki tidak lantas membuat mereka terpuruk. Mereka Menerobos batas-batas kenormalan dalam penciptaan seni. Apalagi seni tari, yang notabene adalah seni yang menggunakan suara musik sebagai pengalun jiwa tarian. Janger Kolok¸bersikeras menuangkan ekspresi kreatif mereka dalam kesenian tari. Sebagian besar orang akan berpendapat ada kesan pemaksaan batin dalam pagelaran tari janger ini. Namun,kembali lagi pada esensi seni itu sendiri. Seni tidak bisa di kekang dengan mudah.
Meskipun para penari di Desa Bengkala memiliki keterbelakangan atau kekurangan, namun mereka mempunyai semangat dan jiwa berkesenian yang sangat tinggi. hal ini tentunya bisa dijadikan inspirasi bagi orang-orang yang sudah diberikan hidup normal untuk selalu mempertahankan, menjaga, dan melestarikan kesenian-kesenian yang tercipta oleh leluhur terdahulu. Sehingga apa yang dititipkan bisa kekal abadi selamanya, serta dapat diwariskan ke generasi-generasi selanjutnya.
Sumber:
Denpasar Institute Perkuat Riset dan Inovasi untuk Masa Depan.
Denpasar Institute Perkuat Layanan Konsultan untuk Pengembangan Inovasi dan Bisni
Denpasar Institute Fokus pada Peningkatan SDM melalui Program Pengembangan Kepemimpinan
Denpasar Institute Perkuat Riset dan Inovasi untuk Masa Depan Berkelanjutan
Denpasar Institute Perluas Kerja Sama untuk Penguatan Pendidikan dan Riset
Peran Indonesia dalam Bidang Pendidikan di ASEAN
Pola Komunikasi Publik di tengah Pandemi Covid-19
TUMPEK LANDEP–LANDUHING IDEP: RESEARCH METHOD UNTUK MENJAGA KETAJAMAN INTELEGENSI DAN INTELEKTUAL
Pariwisata di Masa Pandemi Covid-19
SADHAKA SANG SISTA: TEMPAT MEMINTA AJARAN DAN PETUNJUK SUCI