Arus deras jobseeker berpengalaman bercampur dengan jobseeker pemula : Etika & Cara(Manner) dalam mencari kerja di industri 4.0
I Nyoman Cahyadi Wijaya
Arus deras jobseeker berpengalaman bercampur dengan jobseeker pemula : etika & cara(manner) korespodensi dalam mencari kerja di industri 4.0
Oleh
I nyoman cahyadi wijaya
Membeludaknya jobseeker berpengalaman yang di rumahkan karena pandemic Covid-19 ini juga di iringi jobseeker pemula yang mencari kerja hanya bermodalkan ijzah SMA,SMK,Diploma & Sarjana, yang perlu di perhatikan adalah jobseeker di lulusan sma/smk yang tidak di bekali etika dan manner berkorespodensi dalam mengirim pesan di whatsapp atau email, fenomena ini saya temukan di akun Instagram penyedia lowongan kerja popular di bali, dalam story instagramnya saya ingat betul ada jobseeker yang mengspam serta menelpon recruiter dan mengatai : sombong banget, masih untung ada yang ngelamar kerja di anda. saya sangat miris membaca hal tersebut, meningat tidak semua jenjang pendidikan apalagi di SMA/SMK di bekali etika dan manner berkorespodensi, berbekal keresahan dan kekhawatiran akan khalayak muda yang tidak mementingkan etika dan manner dalam mencari kerja, maka terbitlah ide untuk menuangkan keresahan dan kekhawatiran tersebut dan membagi ilmu yang saya tau perihal etika dan manner berkorespodensi dengan recruiter dan guna menyadarkan ke khalayak muda bahwa etika dan manner berkorespodesi sangat penting di industri 4.0, kenapa sampai membawa istilah 4.0? karena hubungannya erat dengan perangkat yang kita pakai yakni perangkat digital dan aplikasi yang termuat di dalam perangkat tersebut, dalam kepolisian di kenal bidang profiler, yang tugasnya menggambarkan profile dari target operasi yang mana bisa di telusiri dari jejak digitalnya di dunia maya, jejak digital ini lah yang abadi dan menjadi track record seseorang dalam berselancar di social media, bayangkan saja tulisan kita di media social 10 tahun lalu dapat di cari dan di kulik kembali, adanaya fitur screenshot dan phonerecord menambah abadi jejak digial kita selama berselancar di dunia maya , benang merah yang ingin saya sambungkan berkaitan dengan jejak digital dan etika & manner berkorespodensi para jobseeker pemula adalah pesan yang di kirim jobseeker ke recruiter dapat di simpan dan percakapan telepon dapat di rekam, jadi? Perlu di tambah ungkapan oldschool mulutmu hari mau mu dengan jari mu harimau mu. Dalam berkorespodensi perlu memperhatikan: Etika,Gaya Bahasa dan Pemilihan waktu dalam mengirim pesan, mari kita bedah satu persatu.Etika di sini yang di maksud adalah berkomunikasi lewat chat atau berkirim pesan melalui email atau aplikasi chat mainstream, mengutip Oxford Dictionary Etiquette is set of rules with part of the world follow, berarti etika adalah peraturan yang ada serta di jalankan,sedangkan Manner adalah cara kita menjalankan peraturan tersebut, peraturan dalam berkorespodensi yang sangat lumrah yakni mengucapkan salam, memperkenalkan diri, tujuan serta kalimat penutup, runtutan ini dapat memberi impresi awal yang baik kepada recruiter, selanjutnya adalah gaya Bahasa, dalam berbahasa pemilihan diksi sangatlah penting apa lagi dengan lawan bicara yang akan menentukan kita seperti recurieter penting kita memilih diksi yang sopan dan jau kesan informal yang kita gunakan keteman , kerabat dan keluarga. Diksi yang perlu di hindari adalah “bos”, biasanya terselip di kalimat “lowongannya masih ada bos?”, “Ada kerjaan ga bos? Ngaggur nih”, diksi ini bisa merusak impresi awal dari recruiter karena pemeilihan kata bos ini hanya baik bila di situasi informasi dan situasi yang hangat seperti bercengkrama dengan teman lama yang sekarang sudah memiliki usaha sendiri. hal lain yang perlu di perhatikan adalah penggunaan tanda baca yang tidak tepat serta berlebihan, contoh : menggunaka tanda seru yang berlebihan, biasanya pola kalimatnya seperti : berkanaan dengan lamaran yang saya kirim, mohon di review email saya !!!! : xxx@gmail.com , kalimat yang awalnya baik serta sopan rusak karena tanda baca yang berlebihan membawa citra kita mengejar-ngejar recruiter untuk segera melihat email. Poin terakhir yakni pemilihan waktu, dalam mengiim pesan dan email perlu memperhatikan waktu agar chat/email dapat atensi juga tidak mengganggu, waktu yang tepat adalah jam operasional perusahana tersebut dan hindari menghubungi di jam makans siang Antara pukul 12-13.00.
Demikianlah, sebagai penutup etika serta manner dalam berkorespodensi sangat lah penting untuk menjaga impresi awal dari recruiter serta menampakan citra yang positif kepada recruiter, selain ijazah yang berisikan nilai yang hanya angka, serta resume yang hanya kata, semua itu belum cukup untuk mengantarkan diri anda ke pekerjaan, perlu di iringi dengan etika serta manner dalam berkorespodensi, karena di era 4.0 yang serba digital, membaca emosi di chat/email sangatlah sulit, dan sering terjadi kerancuan informasi serta disintrepertasi dan miss communication, maka perlu untuk membuat pesan kita jelas,tegas dan lugas, tanpa menghilangkan etika dan juga manner dalam berkorespodensi.
Selamat Memperingati Hari Paskah
Denpasar Institute Luncurkan Program Pengembangan Kompetensi Pendidik Berkelanjutan
Denpasar Institute Dorong Inovasi Pengembangan SDM Melalui Program Riset Terpadu
Menyalakan Api Inspirasi: Kolaborasi Denpasar Institute dengan Komunitas Lokal
Denpasar Institute Jalin Kerja Sama Strategis untuk Pengembangan SDM Unggul
Peran Indonesia dalam Bidang Pendidikan di ASEAN
Pola Komunikasi Publik di tengah Pandemi Covid-19
TUMPEK LANDEP–LANDUHING IDEP: RESEARCH METHOD UNTUK MENJAGA KETAJAMAN INTELEGENSI DAN INTELEKTUAL
Pariwisata di Masa Pandemi Covid-19
SADHAKA SANG SISTA: TEMPAT MEMINTA AJARAN DAN PETUNJUK SUCI