Covid-19: Kesehatan PTS di tengah Krisis Keuangan dan Konflik Internal

  • Dibaca: 1021 Pengunjung
  • |
  • 07 Februari 2021
  • |
  • Kontributor:

Kursi Kosong: Ilustrasi PTS yang sedang Alami Krisis Mahasiswa

Covid-19 berdampak serius pada kesehatan masyarakat dan mengancam stabilitas ekonomi. Covid-19 tidak hanya berdampak pada perusahaan manufaktur, tetapi juga Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Beberapa perusahaan multi nasional, terpaksa melakukan efisiensi di berbagai bidang, termasuk penyesuaian upah hingga PHK. Hal yang sama sudah terjadi di berbagai PTS. Pun, beberapa PTS di Bali harus menyesuaikan pemberian honor mengajar per SKS dan mengurangi pemberian honor bimbingan mahasiswa. Meski, kadang pembayaran biaya bimbingan mahasiswa masih tetap sama.

Menyongsong penerimaan mahasiswa baru TA 2021-2022, PTS juga akan lebih disibukkan dengan manajemen keuangan dan pergeseran pola administrasi akademik akibat adanya kebijakan kampus merdeka.

Berkaitan dengan berbagai tantangan keuangan dan administrasi akademik, konflik politis internal PTS layak untuk direnungkan. Di tengah wabah virus Covid-19, kesehatan PTS hanya bisa dijaga oleh seluruh sivitas akademika yang ada di dalamnya. Imun PTS dapat ditingkatkan melalui jalan komunikasi dan koordinasi baik secara vertikal maupun horizontal. 

Untuk tetap dapat ‘berselancar’ bersama virus Covid-19, setidaknya ada enam prioritas yang perlu dilakukan oleh PTS. Ke enam skala prioritas tersebut mencakup:

1. Cash Management

Pengaturan arus kas menjadi kunci utama PTS untuk dapat melewati tantangan berat ini. PTS perlu mengambil langkah-langkah untuk mengamankan persediaan kas termasuk mengambil tindakan yang diperlukan seperti memperpanjang pembayaran kreditor, negosiasi penangguhan pembayaran sewa dan kredit bank, negosiasi dengan orang tua/wali mahasiswa untuk pembayaran biaya kuliah hingga mempertimbangkan keringanan pajak maupun program pemerintah yang memberikan kemudahan bagi pengelola PTS. Cash Management juga meliputi bagaimana PTS mampu melakukan forecast keuangan jangka pendek dan menengah dengan baik.

2. Contingency Planning

Panduan tanggap darurat perlu langsung disusun untuk mengetahui apa saja sektor krusial dalam PTS dan memastikan strategi yang akan diambil aman untuk keberlanjutan layanan PTS. Badan Penyelenggara dan pimpinan PTS penting untuk menyiapkan cadangan darurat saat persediaan cash flow terus menipis dan memastikan efektivitas dari adanya kebijakan work from home (WFH) dan remote meeting.

3. Perhatikan SDM

Memahami profil SDM pada PTS menjadi sangat penting untuk menemukan berbagai opsi dan solusi. Pada beberapa situasi, pimpinan PTS akan menghadapi posisi sulit antara mempertahankan dosen dan tenaga kependidikan atau harus melakukan pengurangan demi keberlanjutan PTS. Kebijakan yang jelas untuk work from home, unpaid leave hingga kapan dosen dan tenaga kependidikan harus dikarantina pada kondisi kesehatan tertentu perlu disampaikan agar sivitas akademika tahu bagaimana posisi mereka dan dapat menerima pesan dari pimpinan PTS.

4. Pemilik Modal PTS

Perkiraan arus kas yang baik akan menempatkan PTS pada posisi yang lebih kuat saat berdiskusi dengan para pemegang saham atau pemillik modal PTS. Disarankan pimpinan atau pengelola PTS proaktif berkoordinasi dengan pemilik modal dan mengambil inisiatif untuk secara aktif berhubungan dengan otoritas pajak, pemberi pinjaman hingga supplier utama untuk tetap mendapat dukungan keuangan yang mungkin saja tersedia.

5. Tim Manajemen Krisis

PTS dapat membentuk tim manajemen krisis dan memastikan perwakilan dari tiap bagian saling berkomunikasi untuk membahas dan menentukan prioritas masalah. Komunikasi yang baik juga mengurangi ketidakpastian dan kekhawatiran di tingkat dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa.

6. Kesampingkan Konflik Internal

Covid-19 sudah dan sedang mendidik para intelektual di PTS untuk bersatu dan saling menghargai perbedaan. Ego intelek dan persaingan kurang sehat ketika perebutan ‘kekuasaan dan pembagian jabatan’ yang acapkali merembet ke wilayah personal atau kelompok perlu dikesampingkan, terlebih pada kondisi saat ini. Seluruh sivitas akademika perlu meyakinkan diri bahwa mereka berada dalam ruang kaum intelektual yang pastinya dapat menyelesaikan konflik dan 'rumor' lewat jalan komunikasi. Konflik internal hanya akan mengurangi ‘imun’ PTS. Dengan kesampingkan konflik internal, PTS dapat saling mengkomunikasikan masalah yang dihadapi dan bersama-sama mengantisipasi masalah yang mungkin akan muncul ke depannya. Komunikasi dan keterbukaan dengan tim dapat menjaga kesehatan PTS.

Inilah enam skala prioritas yang dapat dilakukan oleh PTS untuk tetap bertahan di tengah krisis dan untuk mampu menyandang kriteria PTS sehat ke depannya. Enam langkah prioritas ini akan dapat menguatkan manajemen PTS pasca Covid-19.

Salam Kampus Merdeka.

Penulis,

Dr. I Nengah Laba, Konsultan Pendidikan

  • Dibaca: 1021 Pengunjung
  • |
  • 07 Februari 2021