Pariwisata di Masa Pandemi Covid-19
Ketut Darmayasa,S.IP,MM, CHT, Ketua IFBEC-Bali
Pandemi Covid19 ini sangat memukul sektor pariwisata dunia dan Bali yang nota bene pendapatan asli daerahnya 80% bersumber pada pariwisata, berbeda dengan sektor lain seperti pertanian yang hanya memberikan konribusi sekitar 14-15%. Dari penurunan tingkat kunjungan tersebut, Bali sangat merasakan keterpurukan ekonomi yang diakibatkan oleh Covid-19. Perekonomian Bali sampai mengalami kontraksi yang sangat dalam di angka minus 10,98% seperti disampaikan oleh bapak Wakil gubernur Bali dalam acara webinar yang mengangkat topik “Tourism Industry post covid19”: Survival and revival strategy" yang diselenggarakan melalui aplikasi zoom di ruang rapat Wagub Bali, Jumat16/10.
Berbagai sumber juga merilis kajian beberapa informasi terkait pengaruh covid19 secara global, kajian tersebut baik dari Lembaga international maupun nasional seperti UNWTO-united nation world tourism organization yang menyatakan bahwa pariwisata adalah sector yang rentan dan paling terpuruk keberaaannya sejauh ini. Sektor usaha ini didominasi oleh 80% UKM, dan ribuan mata pencaharian rentan terdampak, WTCC menyatakan bahwa pandemik ini dapat memangkas 50 juta pekerjaan diseluruh dunia dalam industri perjalanan dan pariwisata. Asia terkena dampak terburuk dengan kisaran 30 juta pekerja, sedangkan rilis dari Tourism economics menyatakan bahwa pemulihan total di tahun 2022-2023. Kalau prediksi ini terjadi dapat dibayangkan bagaimana kehidupan ekonomi masyarakat dalam menjalani kehidupan di tengah ketidakpastian pekerjaan dan di lain sisi harus tetap menjaga imun agar tetap sehat. Untuk membangun trust atau kepercayaan terhadap Bali sebagai daerah destinasi dunia banyak langkah telah ditempuh sejak awal pandemik. Langkah tersebut di antaranya:
Pemerintah daerah dan pusat terus berupaya untuk mengembalikan pariwisata Bali seperti sedia kala dengan beberapa strategi seperti:
Di tengah upaya pemerintah dalam upaya peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali, para pekerja sektor pariwisata yang banyak kehilangan pekerjaan atau sering disebut dengan OTG (orang tanpa gaji) terus berupaya membangun kreatifitas dan inovasi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Pandemi ini telah mengajarkan banyak orang mempekuat komitmen dan meningkatkan kreatifitas.
Pariwisata sebagai sumber devisa daerah Bali yang didukung dengan adat istiadat, tradisi, seni budaya dan kearipan lokalnya harus terus dilestarikan dan ditumbuhkembangkan serta disinergikan dengan sektor lainnya.
Seluruh komponen diharapkan bersinergi membangun Bali yang lebih baik. Mari kita mengambil hikmah positif dari pandemi ini. Pandemi tidak boelh melemahkan semangat kita untuk terus berjuang dan berkarya lebih hebat lagi, sekecil apapun itu.
semoga pandemi covid19 segera berakhir dan kita semua bisa beraktifitas kembali secara normal dengan menjalankan protokol kesehatan. Selamat datang di Bali Era Baru.
Penulis,
Ketut Darmayasa,S.IP,MM, CHT, Ketua IFBEC-Bali
Menguatkan Riset dan Inovasi untuk Masa Depan
Luncurkan Aplikasi Sebaris, BRIN Siap Naungi Lembaga Riset Non Pemerintah
Dorong Prestasi Siswa, Kemendikbud Kembangkan SIMT dan Aplikasi Kurasi
AI, ChatGPT, dan Revolusi Kebijakan Akademik Perguruan Tinggi
BRIN dan LPDP Luncurkan Apresiasi Talenta Riset, Satu Award Bernilai Rp 400 Juta
Peran Indonesia dalam Bidang Pendidikan di ASEAN
Pola Komunikasi Publik di tengah Pandemi Covid-19
TUMPEK LANDEP–LANDUHING IDEP: RESEARCH METHOD UNTUK MENJAGA KETAJAMAN INTELEGENSI DAN INTELEKTUAL
Pariwisata di Masa Pandemi Covid-19
SADHAKA SANG SISTA: TEMPAT MEMINTA AJARAN DAN PETUNJUK SUCI