Pariwisata di Masa Pandemi Covid-19

  • Dibaca: 9336 Pengunjung
  • |
  • 01 April 2021
  • |
  • Kontributor:

Ketut Darmayasa,S.IP,MM, CHT, Ketua IFBEC-Bali

Pandemi Covid19 ini sangat memukul sektor pariwisata dunia dan Bali yang nota bene pendapatan asli daerahnya 80% bersumber pada pariwisata, berbeda dengan sektor lain seperti pertanian yang hanya memberikan konribusi sekitar 14-15%. Dari penurunan tingkat kunjungan tersebut, Bali sangat merasakan keterpurukan ekonomi yang diakibatkan oleh Covid-19. Perekonomian Bali sampai mengalami kontraksi yang sangat dalam di angka minus 10,98% seperti disampaikan oleh bapak Wakil gubernur Bali dalam acara webinar yang mengangkat topik “Tourism Industry post covid19”: Survival and revival strategy" yang diselenggarakan melalui aplikasi zoom di ruang rapat Wagub Bali, Jumat16/10.

Berbagai sumber juga merilis kajian beberapa informasi terkait pengaruh covid19 secara global, kajian tersebut baik dari Lembaga international maupun nasional seperti UNWTO-united nation world tourism organization yang menyatakan bahwa pariwisata adalah sector yang rentan dan paling terpuruk keberaaannya sejauh ini. Sektor usaha ini didominasi oleh 80% UKM, dan ribuan mata pencaharian rentan terdampak, WTCC menyatakan bahwa pandemik ini dapat memangkas 50 juta pekerjaan diseluruh dunia dalam industri perjalanan dan pariwisata. Asia terkena dampak terburuk dengan kisaran 30 juta pekerja, sedangkan rilis dari Tourism economics menyatakan bahwa pemulihan total di tahun 2022-2023. Kalau prediksi ini terjadi dapat dibayangkan bagaimana kehidupan ekonomi masyarakat dalam menjalani kehidupan di tengah ketidakpastian pekerjaan dan di lain sisi harus tetap menjaga imun agar tetap sehat. Untuk membangun trust atau kepercayaan terhadap Bali sebagai daerah destinasi dunia banyak langkah telah ditempuh sejak awal pandemik. Langkah tersebut di antaranya:  

  • Tahap tanggap darurat dengan membuat crisis center dengan membuat materi tayangan dan program sosialisasi covid19, menunda semua kegiatan promosi di dalam dan luar negeri, program relaksasi dari pemerintah, alokasi anggaran dari kemenparekraf
  • Tahap Pemulihan dengan melakukan kordinasi dan identifikasi dampak, publikasi dan promosi serta penyelenggaraan mice dan aktifitas budaya dengan protocol kesehatan
  • Koordinasi dengan daerah terdampak mendorong stakeholder untuk membuat kegiatan di daerah terdampak, kemudian melakukan promosi pada semua media di dalam negeri dan di luar negeri, mendukung penyelenggaraan event-event kreatif budaya dan lainnya
  • Tahap Normalisasi melalui promosi dan publikasi dalam dan luar negeri, menyelenggarakan event berskala nasional dan internasional serta mendukung peningklatan kegiatan CHSE-clean healthy, Safety and environments.

Pemerintah daerah dan pusat terus berupaya untuk mengembalikan pariwisata Bali seperti sedia kala dengan beberapa strategi seperti:

  1. Program vaksinasi masal yang mengacu kepada kerjasama antara PHRI dan kemenkes sehubungan dengan big data yang di update PHRI dengan menargetkan 70% dari total kurang lebih 4,5 juta jiwa penduduk Bali agar tervaksinasi dengan mengutamakan pelaku pariwisata dan manula sebagai prioritas.
  2. Usulan dana hibah ke kemenkeu secara bertahap dan diusulkan agar dana hibah gelombang kedua lebih besar dari gelombang pertama yang di perkitakan mencapai 3,3 Triliun yang diperuntukkan selain untuk hotel dan restoran juga diperuntukkan untuk industry lain seperti travel management dan lainnya.
  3. Usulan diadakannya FCC-Free covid corridor sesuai dengan agenda pemulihan ekonomi ASEAN dengan konsep Asean Free Travel Arrangement.
  4. Pemberian soft loan sebesar 9,4 triliun
  5. Program padat karya ke desa wisata dari kemenparekraf
  6. Pembukaan tahap awal international tourist/border untuk 3 wilayah berzona hijau seperti Kawasan Nusa Dua, Sanur dan Ubud sebagai pilot project.

Di tengah upaya pemerintah dalam upaya peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali, para pekerja sektor pariwisata yang banyak kehilangan pekerjaan atau sering disebut dengan OTG (orang tanpa gaji) terus berupaya membangun kreatifitas dan inovasi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Pandemi ini telah mengajarkan banyak orang mempekuat komitmen dan meningkatkan kreatifitas.  

Pariwisata sebagai sumber devisa daerah Bali yang didukung dengan adat istiadat, tradisi, seni budaya dan kearipan lokalnya harus terus dilestarikan dan ditumbuhkembangkan serta disinergikan dengan sektor lainnya.

Seluruh komponen diharapkan bersinergi membangun Bali yang lebih baik. Mari kita mengambil hikmah positif dari pandemi ini. Pandemi tidak boelh melemahkan semangat kita untuk terus berjuang dan berkarya lebih hebat lagi, sekecil apapun itu.

semoga pandemi covid19 segera berakhir dan kita semua bisa beraktifitas kembali secara normal dengan menjalankan protokol kesehatan. Selamat datang di Bali Era Baru.

Penulis,

Ketut Darmayasa,S.IP,MM, CHT, Ketua IFBEC-Bali

  • Dibaca: 9336 Pengunjung
  • |
  • 01 April 2021